Pages
Welcome ^_^
Blog ini isinya kebanyakan curhat saya, bisa dibilang ini katarsis. Kalo ada yang merasa tulisan saya 'ngajak ribut', maafkan saya ya :)
Tuesday, March 15, 2011
Personal Jurnal PARK for Wed, 16 Maret 2011: Apa yang harus Ayah pahami tentang parenting?
Hmm... Parenting itu apa ya? Kalo dari sumber yang saya baca, menurut Jerome Kagan seorang psikolog perkembangan mendefinisikan pengasuhan (parenting) sebagai serangkaian keputusan tentang sosialisasi pada anak, yang mencakup apa yang harus dilakukan oleh orang tua/ pengasuh agar anak mampu bertanggung jawab dan memberikan kontribusi sebagai anggota masyarakat termasuk juga apa yang harus dilakukan orang tua/ pengasuh ketika anak menangis, marah, berbohong, dan tidak melakukan kewajibannya dengan baik (Berns, 1997). Berns (1997) menyebutkan bahwa pengasuhan merupakan sebuah proses interaksi yang berlangsung terus-menerus dan mempengaruhi bukan hanya bagi anak juga bagi orang tua. Senada dengan Berns, Brooks (2001) juga mendefinisikan pengasuhan sebagai sebuah proses yang merujuk pada serangkaian aksi dan interaksi yang dilakukan orang tua untuk mendukung perkembangan anak. Proses pengasuhan bukanlah sebuah hubungan satu arah yang mana orang tua mempengaruhi anak namun lebih dari itu, pengasuhan merupakan proses interaksi antara orang tua dan anak yang dipengaruhi oleh budaya dan kelembagaan sosial dimana anak dibesarkan.
Beberapa definisi tentang pengasuhan tersebut menunjukkan bahwa konsep pengasuhan mencakup beberapa pengertian pokok, antara lain:
(i) pengasuhan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal, baik secara fisik, mental maupun sosial,
(ii) pengasuhan merupakan sebuah proses interaksi yang terus menerus antara orang tua dengan anak,
(iii)pengasuhan adalah sebuah proses sosialisasi,
(iv) sebagai sebuah proses interaksi dan sosialisasi proses pengasuhan tidak bisa dilepaskan dari sosial budaya dimana anak dibesarkan.
(dari http://okvina.wordpress.com/2009/02/18/konsep-pengasuhan-parenting/)
Ooo.. jadi kurang lebih parenting itu pola pengasuhan orang tua terhadap anak-anaknya. Hmm.. kembali ke tema awal, apa yang harus Ayah pahami tentang parenting ini?
Saya baca-baca lagi artikel di http://female.kompas.com/read/2011/03/09/0848179/6.Pilar.Pengasuhan.Positif.pada.Anak . Nah, saya menemukan beberapa poin yang sesuai dengan tema itu, dan saya jadi nyadar, oh ternyata begitu... Berarti yang dulu dilakukan Bapak saya bener dong? Saya jadi berpikir dan membayangkan, ntar suami saya harus bisa seperti ini. hehehe
Pertama, merujuk dari artikel tersebut, Ayah harus bisa membina kerjasama dengan Ibu dalam mengasuh anak. Ayah dan Ibu harus bisa ngasih contoh yang baik dan kompak ke anak. Kalo sempat Ayah dan Ibu berbeda pendapat, dan anak ngeliat itu, anak jadi bingung, ini yang bener siapa, yang mana, pendapat Ayah ato kelakuan Ibu? Apalagi kalo contoh yang diberikan menyangkut tentang nilai-nilai kehidupan, contohnya kedisplinan, aturan-aturan kecil di rumah.
Kedua, masih dari artikel di atas, Ayah harus meluangkan waktu untuk bermain dan bercengkrama dengan anak. Jadi gak hanya Ibu yang selalu ada untuk anak, tapi Ayah juga. Sesibuk apapun Ayah di kantor, selelah apapun Ayah sepulang bekerja di luar rumah, hendaknya Ayah bisa meluangkan sedikit waktu untuk 'ada' untuk anak. Jadi, diharapkan dengan ini figur orang tua di mata anak tidak timpang, ternyata Ayah bener-bener ada untukku, tak hanya ada Ibu! Ooo.. ternyata orang tuaku ada Ibu, dan ada Ayah. Dan ini juga bisa membangun kelekatan anak dengan Ayah. Sesedikit apapun waktu luang itu, bagi anak sudah jadi waktu yang sangat berharga dan akan dikenangnya sampai dewasa. Dan itulah yang saya alami. Dulu, ayah saya selalu meluangkan waktu istirahatnya untuk menemani anak-anaknya. Saya tau ayah saya pasti lelah sekali pulang dari kantor, menjemput saya dan adik saya di sekolah, nyampe di rumah masih harus beres-beres rumah dulu sementara ibu saya -juga sepulang dari kantor- sibuk memasak makan malam. Saya dan adik saya juga sibuk bermain di luar rumah. Kami pulang ke rumah, mandi, makan.. Dan saat kami mengerjakan PR, ada Bapak disana. Ibu pun, kalo ga lagi sibuk ngerjain tugas kantornya, pasti juga ada di samping kami. Jadi, lama-lama terbentuk dalam otak dan diri kami -anak-anaknya- bahwa suatu keluarga yang lengkap ada Ayah dan Ibu disana, orang tua kami tak hanya Ibu, tetapi juga ada Ayah, begitu pula sebaliknya.
Ketiga, menurut saya Ayah juga harus memahami kondisi psikis Ibu. Jadi Ayah tak hanya mengasuh anak, tapi juga mengasuh Ibu. Mengingatkan peran Ibu yang seharusnya sebagai orang tua, apalagi dalam kasus dimana Ibu bekerja di luar rumah. Terkadang banyak Ibu yang seolah mengabaikan tugas utamanya sebagai Ibu, yaitu mengasuh anak. Apalagi pada orang tua yang mengandalkan jasa baby sitter untuk menjaga dan mengasuh anak selagi mereka bekerja. Disinilah pentingnya peran Ayah. Ayah harus bisa mengingatkan Ibu untuk menjaga kelekatan dengan anak, di samping itu Ayah pun juga harus mendekatkan diri dengan anak. Tapi yang perlu diingat, Ayah tidak boleh terlalu menekan Ibu yang tampaknya sudah terlalu stress akibat beban pekerjaan di luar rumah. Segera ambil alih peran Ibu yang bisa dilakukan Ayah, tanpa bermaksud menggeser sosok/figur Ibu di depan anak.
Keempat, menurut saya Ayah harus bisa menjadi penengah dan pengambil kebijakan utama di dalam keluarga. Karena begini, di saat anak dan Ibu terlibat perselisihan pendapat, disini diperlukan peran penting Ayah untuk menengahi dan mengambil keputusan yang objektif. Kalau saja Ayah bersikap masa bodoh dan berkata "Terserah", saya pikir masalah di antara Ibu dan anak tidak bisa selesai dengan baik, dan malah menjadikan sosok Ayah bukan sebagai kepala keluarga yang baik, bisa jadi nantinya Ayah akan jadi musuh bagi anak, bahkan oleh Ibu.
Jadi intinya, Ayah dan Ibu harus saling bekerja sama dalam mengasuh anak. Ayah pun memiliki tugas mengasuh anak, melakukan hal-hal kecil untuk berinteraksi langsung dengan anak, seperti bermain, mendampingi anak belajar, mengganti popok, memandikan anak, menemani anak makan, membelai anak saat akan tidur. Di samping itu, Ayah juga harus memperhatikan kondisi psikis Ibu dan menjadi pengambil kebijakan utama di dalam keluarga. Ayah dan Ibu juga harus saling berkoordinasi tentang jenis pola asuh apa yang akan diterapkan di keluarga terhadap anak-anaknya, agar tidak terjadi kesalahpahaman dan meminimalisir hambatan-hambatan yang mungkin akan terjadi di tengah proses pengasuhan anak.
Ternyata... ribet juga ya jadi orang tua, ga semudah yang saya bayangkan sebelumnya. Saya jadi kagum dan bangga pada orang tua saya yang benar-benar bisa jadi orang tua terbaik buat anak-anaknya. Dan pengalaman saya dibesarkan, diasuh dan dididik beliau berdua menjadi pengalaman berharga yang tak akan bisa saya lupakan, dan sangat berguna buat saya. Saya berharap nanti saya bisa menjadi orang tua yang baik seperti ayah dan ibu saya. Amiiin
Jogja, Maret 2011
Dedicated for Mom & Dad. Moga amal Bapak di dunia dipertimbangkan sebaik-baiknya di akhirat nanti, dan dihitung sebagai pahala oleh Allah SWT. Moga Mom selalu bahagia dan disayangi Allah SWT. Amiiiin :)
Subscribe to:
Posts (Atom)