Pages

Welcome ^_^

Blog ini isinya kebanyakan curhat saya, bisa dibilang ini katarsis. Kalo ada yang merasa tulisan saya 'ngajak ribut', maafkan saya ya :)

Friday, April 30, 2010

About My Dad



Bapak, bernama Abdul Ghofur, lahir di Mungkid, 25 Mei 1954. Bapak anak ke-3 dari 8 bersaudara. Dibesarkan dengan penuh kesabaran dan kasih sayang dari Mbah Abdul Karim (alm) dan Mbah Sri Wahyuti, bapak akhirnya jadi bapak yang baik buat anak-anaknya, imam yang teladan bagi keluarganya, dan sosok yang dikenal baik dan santun oleh teman-temannya.

Bapak mendidik aku dan adikku dengan penuh kesabaran, dengan harapan kami berdua bisa jadi dua putri yang santun, penuh karakter putri Jawa yang tak hanya terdidik secara akademis, juga secara adat dan budaya. Walaupun dalam urusan didik-mendidik ini bapak seringkali berbeda pendapat dengan ibu, tapi bapak tetap teguh menjalankan prinsipnya, biar kedua putrinya ini tidak salah jalan dan tidak lupa kalo mereka berdua ini orang Jawa. Wajar, karena kami sekeluarga hidup di Sumatera Barat, dimana adat dan budayanya banyak berbeda dengan adat Jawa.

Banyak sekali yang membuat aku kagum dan mengidolakan bapak. Kesabarannya yang luar biasa, ketulusan hatinya membantu sesama, kelapangan dadanya menerima semua cobaan.. Aku baru menyadari itu semua saat bapak mulai sakit hingga bapak tiada. Aku baru saja beranjak remaja saat itu. Dan aku baru tersadar bahwa semua itu berguna dan bermakna saat ini, dimana aku harus hidup sendiri, jauh dari keluarga, dan aku harus berhubungan dengan banyak orang.

Takkan ada habisnya bila aku bercerita tentang bapak, seorang lelaki gagah yang tegar dan "sempurna" di mataku. Tak terasa sudah hampir 7 tahun bapak pergi. Aku gak pernah bisa lupain saat-saat itu, yang membuat aku merasa bersalah dan menyesal atas semua kelakuanku yang bikin bapak susah. Namun aku ingat sekali, bapak tetap tulus mencintaiku tanpa syarat, biarpun aku nakal sekali waktu itu. Aku kangen beliau, bapakku yang selalu tersenyum untukku, hingga di saat-saat terakhirnya berada di dunia ini.

Saat itu, 3 Juni 2003, pagi hari. Kugenggam tangan bapak erat-erat, saking takutnya aku kehilangan beliau. Air mataku tak bisa kubendung, tapi bapak tersenyum. Aku mengerti arti senyumannya itu, "Bapak gak apa2 koq, kalian jangan nangis, biar bapak tenang. bapak sayang kalian". Saat itulah aku baru menyadari betapa bodohnya aku yang membiarkan diriku terbawa insting-insting negatif, sampai aku bisa berbuat hal-hal yang bapak dan ibu gak suka, bikin mereka marah dan susah.... Aku merasa berdosa sekali.

Penyesalan itu bertambah saat aku menyadari aku gak sempat "mengantar" bapak pergi. aku yang sudah tak kuasa menahan tangis saat itu langsung dibawa keluar ruangan tempat bapak dirawat. dan semuanya begitu cepat, tak lama tetanggaku, bu ucok, keluar dan memelukku, lalu membawaku ke ruangan bapak lagi. kulihat bapak sudah diselimuti dari ujung kaki ke ujung kepala. aku histeris dan pingsan. aku menyesal sekali.

sekarang yang bisa kulakukan hanya berdoa buat beliau, agar beliau tenang di alam kubur, diampuni semua dosanya. Semoga semua yang beliau berikan pada kami, keluarganya, kasih sayangnya, nilai-nilai yang diajarkannya dapat berguna bagi kami, anak-anaknya terutama.

I love you dad.. You always in my heart.

No comments:

Post a Comment

uneg-uneg